Hay friends, Dengerin lagu yuks
Hehehehe ..
HALLO SOBB.. I AERHU SIPENIUP SALJU
Edit Profil anda
Edit Profil anda
Edit Profil anda
Edit Profil anda
Edit Profil anda
Edit Profil anda




09 Maret 1992


Assalamualaaikum wr wb...

 Met malam Gais! kali ini saya berkesempatan menulis pengalaman pribadi sakaligus bercerita. ini adalah yang kesekian kalinya saya menulis tentang sebuah kenangan yg masih saya simpan rapi di memori saya baik yang saya suka maupun tidak suka,
 ditulisan ini saya bukan bermaksud membangkit atau membuka lembaran lama yang sudah jauh lama tersimpan, tetapi saya memulai semua ceritanya dari awal.
istilah kasarnya saya yang telah lama berjuang, berkorban, bertahan, dan tak jarang dibuat frustasi yang akhirnya saya menjadi tempat sementara  persinggahan hati bagi dua wanita, atau mungkin terkadang saya juga salah menunjukan rasa sayang terhadap seorang wanita, mungkin lhoo!!! :)
 Dan saya juga berharap bahwa saya menulis ini menjadi suatu hal positif setelah sekian tahun berlalu, mudah-mudahan para pembaca mengerti apa maksud dari cerita yang akan saya ceritakan ini, mudah-mudahan yang pernah merasa diposisi saya mengerti maksudnya dan juga bisa mengambil pelajaran dari cerita ini...
 Ok yupzz... Saya awali dengan perkenalanan saya dengan seseorang yg tiba-tiba muncul tanpa terduga, perkenalan kami terhitung cukup singkat, dengan harapkan agar suatu saat dialah wanita yang akan mendampingi hidup saya, harapan itu muncul dari pertemuan singkat saya dengannya...
Namanya Cucu Nenden Riyanti,seorang mahasiswi yg masih dalam penghawasan orangtua bisa dibilang juga 'protektif', dimata saya Cucu adalah wanita lugu dan sopan satu hal patut saya kagumi adalah kejujuran dan kesabarannya,
  Awal perkenalan saya dengan Cucu dengan ketidaksengajaan.
berhubung jarak berjauhan, kami saling berkomunikasi dan berbagi pengalaman kbanyakan lewat telfon.
pertemuan pertama kami saling berkenalan meski ragu dan malu, dipertemuan yang kedua saya beranikan diri menyatakan bahwa saya menyukainya. mulanya dia ragu menerima saya dengan alasan dia masih punya hubungan dengan seseorang sewaktu SMA yang tak jelas statusnya sampai saat itu, dan di pertemuan yang ketiga kalinya kami sepakat jalin cinta meski jalan belakang, iya jalan belakang,, backstreet.
 Seiring berjalannya waktu hubungan kami pun berjalan normal. kami hanya bisa bertemu itupun kalau dia ada jadwal kuliah dan mencuri-curi waktu agar si ortu gak terlalu curiga,
 dan Hinggalah pada suatu hari saya diperkenalkan dengan orang tuanya, berhubung Cucu tinggal serumah dengan neneknya dan alasan inilah yang membuat saya tidak pernah bertemu dengan ayahnya...
 Alhamdulillah mereka (nenek dan kakenya) merestui hubungan kami saat itu dan dari situ pula saya tahu lebih karakter kehidupan Cucu sebagai seorang anak yang ditinggal ibu kandung yang bercita-cita sebagai seorang sarjana pendidikan dan berprofesi menjadi Guru yang berkeinginan membantu membiayai sekolah adik-adiknya.
Sering juga dia mengeluh atas kasih sayang ayahnya yang terbagi lebih-lebih dengan kehadiran putra pertama dari perkawinan si bapa dan ibu angkatnya,, KEJAMNYA IBU TIRI...
  Selama kurang lebih 17 bulan kami berpacaran sperti yang saya katakan tadi dari awal sampai penghunjung kami pacaran tak pernah sekalipun saya dipertemukan dengan Ayahnya.
  Diawal hubungan kami memang semua terasa indah, namun memasuki pertengahan usia hubungan kami mulai terjadi pertengkaran-pertengkaran dan sering terjadi perbedaan pendapat dalam berkomitmen mengenai hubungan kami,,, karena logika saya mengatakan apalah arti lamanya pacaran tanpa sepengetahuan atau restu dari seorang ayah,
 Dalam keputus asaan, saya menyabarkan diri menunggu sampai dia beres studinya nanti. meski seringkali bertengkar gara-gara hal kecil, saya akui kesabarannya terhadap sikap saya yang terkadang marah tanpa alasan sebagai ekspresi kekesalan saya terhadap sikapnya yang selama itu belum merujuk ayahnya dengan status kami, namun Dia mengaanggap ekspresi saya itu sebagai cerminan sifat dan watak asli saya.
 padahal saya selalu mensugestikan dirinya bahwa Batu yang keraspun akan hancur bila sering tersiram air, begitu pula ayahnya.
  Namun!, Nasib berkata lain!
Diwaktu, tibalah hari dimana dia memutuskan ikatan hubungan kami dengan adanya orang ketiga yang menurut Cucu pilihan terbaik bagi kami, keluarga, dan masa depannya, alasan yang belum saya yakini.
 Dengan dihadapkannya dengan kenyataan demikian..itulah masa-masa sulit saya tapi memang harus ssaya hadapi..tak lepas dari itu rasa kecewa trhadap Cucu selebihnya kecewa pada peran kedua orang tuanya yang semula merestui kami, orang tua yang saya yakini sebagai jembatan saya kepada ayahnya.
  Berhari-hari sampai berminggu-berminggu saya mencoba meyakinkan atas pernyataan dia yang menurut saya tidak mungkin.
namun setelah mendengar dari teman sekelasnya barulah saya benar yakin bahwa itu kenyataan yang harus saya hadapi, sungguh diluar dugaan saya.
   Seperti halnya kebanyakan orang yang sedang patah hati saya menyibukan diri dengan berbagai cara untuk membuang kenangan bersama Cucu,
hanya Keyakinan dan berbagai nasihat dari orang disekeliling yang bisa menenangkan perasaan saya saat itu.

 Mendengar kabar dari temannya, bahwa Cucu sudah memulai lembaran baru bersama orang yang layak menurut orang tuanya menjadi akhir bagi hubungan kami sekaligus mengawali cerita hubungan saya dengan temannya, temannya inilah yang mencoba menyatukan hubungan kami kembali, namun saya tidak mengindahkan tawaran baiknya itu...


bersambung...

link
Comments
0 Comments